https://syairpengembaracinta.blogspot.com/Cari Blog Ini

Minggu, 26 Mei 2019

MEREKA MENJEMPUT JUJUR

MEREKA MENJEMPUT JUJUR
Oleh: Rhathu Zhahary

Dengarlah
Pilu di matanya
Bacalah guratan letih di wajahnya
Telah bersimbah pinta mereka elukan
Tetap terdengar suara sunyi
Menyayat dada


Gemuruh di langit
Kabut menyelimuti jalan jalan
Dentum tak mereka hirau
Mereka menjemput jujur
Kau sembahkan

Namun haru menggores masa
Akankah menjadi sejarah merah
Lagi dan lagi pinta menjadi igau sepi
dan menjadi gambar paling tirani
Waktu mulai menulis lagi
Tentang negri


Pekanbaru 22 Mai 2019

SEJARAH PILU

SEJARAH PILU
Oleh: Rhathu Zhahary
Mengapa menuli dengar
Sedang binggar di teriakkan
Dengarkan 


Mengapa suruhan kau kobarkan
Bubarlah

Dengarlah
Pilu di matanya

Bacalah guratan letih di wajahnya
Telah bersimbah pinta mereka elukan
Tetap terdengar suara sunyi
Menyayat dada

Gemuruh di langit
Kabut menyelimuti jalan jalan
Dentum tak mereka hirau
Mereka menjemput jujur
Kau sembahkan

Namun haru menggores masa
Kaki kaki telanjang mulai terluka
Hati lebih merah
Darah terpendam
Tumpah di mata
Harapan kelam jelaslah

Pekanbaru 22 Mai 2019
#SejarahPilu

ULURAN TANGAN KEKASIH

ULURAN TANGAN KEKASIH
Oleh: Rhathu Zhahary

Wahai jiwa sedang berjalan
Berjalanlah
Di sekitar bumi Tuhanmu
Dan kau lihat mereka
berenang didih air mata
Menggapai-gapai surga
Yang kau punya


Mereka melihat bintang
Lewat dinding kemiskinan
Ke mana kau letakkan pedulimu itu
Ketika mereka masih berselimut duka

Barisan bulan menjadi ramadan
Bulan terindah dari seluruh yang pergi
Saatnya kita senyum di bibirnya
Ramaikan sepi
Hantarkan mereka pada penantian panjangnya

Tentang sebuah harapan
Bergembira di hari yang fitri
Dan sisa seluruh hari
Hingga lipatlah
Emperan berkerumun tangan pinta
Jalanan mulai ramai tatapan asa

Berbagilah pada mereka yang papa
Sedikit dari gemerincing pundi
Yang memenuhi laci di petimu
Ada bagian mereka sedang tunggu

Mereka yatim
Mereka piatu
Sekumpulan miskin
Menunggu uluran tangan-tanganmu
Sebagai nilai persembahan
Perubahan puasa sebulan
Entaskan kemelaratan

Pekanbaru, 19 Mai 2019

Sabtu, 25 Mei 2019

SYAIRKU

SYAIRKU
By: Rhathu Zhahary

Syairku
Kemana kau pergi
Kian lama hilang membawa diksi
Aku mencari

Wajahmu tampak amat sirna

Di belasah rindu teramat lara
Mataku telaga kesedihan
Dan aku gigil di laut api
Puisiku

Lama kunanti aksara tiba
Elokku tulis bersama kala
Namun waktu tak henti bercerita
Tentang duka menumpuk rupa

Kelak kau kembali kemari
Bacalah rindu tercecer ini
Syair syairku telah mati
Tertimbun keruh air mata
Sebelum rasa ini pergi
Bergegaslah


Pekanbaru 2019

TERDAMPAR DI LAUT RINDU

TERDAMPAR DI LAUT RINDU
BY: Rhathu Zhahary

Manalah mungkin
Mengukur dalamnya laut
Mendaki tingginya langit
Gapai awan tanganku singkat

Mana mungkin aku mampu
Dan mana mungkin aku bisa
Mengukur rindumu
Mengukur jarak kita

Aku dermagakan hati padamu
Setelah berlayar sepi
Kutemukan pantaimu sunyi
Aku berselisih dengan hati

Lalu arah tak pasti kini
Bagai berayun di genting angin
Menikung di balik ombak
Terkungkung badai saja
Rindu tergeletak

Pekanbaru
14 April 2019

TENTANG KITA

TENTANG KITA
Oleh: Rhathu Zhahary

Biarkan aku tatap sunyimu

Menikmati sepi matamu
Sebab aku telah berada di sana
Menggelorakan rindu
Meniadakan duka

Tentang kita
Sepasang pucuk ilalang
Menari meliukkan kemesraan
Kita menari sangat dalam
Memadukan irama debar kerinduan

Biarkan kujilati rupawanmu
Menggemintangkan langit hatimu
Membasahi kerontang jiwamu
Sebab aku tahu
Rindu kita selalu merenjana

Pekanbaru 04 Desember 2018

RINDU BIRU

RINDU BIRU
By: Rhathu Zhahary

Seringku
Mengunyah sebaris Namamu
Kala gigil rindu deras menghujaniku

Melangitkan puisi di liminasi hati
Bacalah baris barisnya
Saat waktu tak mampu mengheta jarak tempuh
Jangan dengarkan angin semilir mengalir ilir
Namun ikuti arus dadamu
Yang menyimpan gejolak riak
Ke muaraku
Sedang luas menantimu

Aku yang Sedang bergemuruh
Dari pucuk pucuk bunga merumbai rasa
Tiadaku hirau kilat guruh merantai
Masih sedang menulis kita
Di selembar bahasa Jiwa

Berenang di bawah bulan
Merangkai masa di kilau matahari
Senja kutemui tanpa gelisah
Dan jingga merupa kita
Telah menyenyapkan sunyi
Saling meliuk
Menghalau terik
Mematut wajih malam
Saling melagukan rindu
Rindu biru

Pekanbaru
27 April 2019

RUNDUK SEHELAI JIWA

RUNDUK SEHELAI JIWA
By: Rhathu Zhahary

Di lembar malam
Aku menjemput cahaya
Yang lama hilang
Yang lama ku padamkan
Padam oleh kefanaan

Dari jauh sayup kudengar
Lafaz cinta di dayukan
Jatuh air mata tanpa sadar
Berlinang kesadaran
Akan diri lama berteman
Kelam

Kekasih seluruh cinta
Cinta yang tiada meminta
Runduk sehelai jiwa
Di lapik insaf
Tangis di kadukan

Akankah menjadi kerinduan
Bila nanti bulan bergerak pergi
Cahaya kembali melipat sinar
Hijab menjadi penutup hati
Ucapan menjadi doa doa
Di setiap malam malam buta

InsyaAllah
Pekanbaru
08 Main 2019

PEREMPUAN LUGU DI LAMAN RINDU

PEREMPUAN LUGU DI LAMAN RINDU
By: Rhathu Zhahary

Mestinya aku menulis
Mereka reka kalimat yang kutulis
Berfoya-foya kata berangan angan
Bagaimana caranya menuliskan
Wajah mawar atau senyum madu itu
Yang mengusik di sela waktu

Lalu dengan apalagi mengutarakan
Rasa yang semakin garang
Menghantam pikiran
Bagai badai di gurun savana
Arungi padang kesunyian
Dengan sepucuk rindu
Digenggam

Aku terpaku dalam bisu
Aku terlunta dalam kata
Mendaki puncak puncak sepi
Menyibak keberadaan
Di secarik jingga
Senja pun berulang pergi

Di irama jantungku
Di mimpi mimpi paling bunga
Di ketika malam mulai tua
Mengigau di balik banyakan bulan
Mengapa tak sanggup
Bibir berkata nyata

Perempuan ditikam rindu
Sering tertegun lugu
Di laman rindu bermadu
Dia menjadi semakin renta
Menjalani waktu
Tak mendua

Pekanbaru
07 Mai 2019

LAUTKU

LAUTKU
By : Rhathu Zhahary
#CatatanUsang

Kau lautku
Ombakmu adalah debarku
Riuh irama dada
Nada bergelora

Pantai biru berpasir bintang
Dermaga memanggil kau datang
Rembulan menjadi purnama
Cahayanya merasuk raga

Mari kita semai bibit mawar
Biarkan angin menumbuh tunas
Atau masa nantikan bicara
Tentang kita tentang wangi bunga
Kita tanam kini mekar
Merona paling jingga

Lautku
Ombakmu
Tenggelam aku
Bersamamu

Pekanbaru
16 Mai 2019

SEJAMBAK MAWAR

SEJAMBAK MAWAR
OLeh : Rhathu Zhahary

Kembali menjejal arah
Ke mana tulis kau gurat
Adakah di atas batu
Atau hanya sekedar
Menoreh arus

Mungkin
Tentang sejambak mawar
Nanti terselip mengurai mayang
Bimbang teriak lantang
Di mata nyalang
Kau hilang

Duh
Kau kiamatkan waktu
Sedang rindu terlahir baru
Menjadi piatu

Aku mulai membaca
Arakan syairmu mulai reda
Di kertas kekata
Aku kau cipta lupa

Pekanbaru 24 Mai 2019

Salam puisi
Salam kasih segenap kel SPC

SEJARAH TANPA PRASASTI

SEJARAH TANPA PRASASTI
Oleh: Rhathu Zhahary

Ku melihat cahaya di balik gunung
Kemudian menyemburat di atas bebatu
Kesiurnya yang sepi
menebas batang-batang awan kesepian
Hampir purna di ujung mata pedang

Kelak, bila semua tercatat
Akankah sepucuk hati menjadi;
Kelopak paling mawar
Atau, sebaris sejarah tanpa prasasti
Ini teka-teki

Dengan iringan lagu paling sendu
Dan segelak lelucon berakhir mimpi
Dia pun meninggalkan jejak tak pasti
Lumat termakan senja
Menua jua bersama cuaca
Bersama sekumpulan mimpi-mimpi

Aku menjadi kekata
Atau dia menjadi lembar rahasia
Terkungkung oleh labirin gelap
Ini teka-teki tanpa jawaban
Jadi irisan musim paling sepi
Hati pun berkarat

PEKANBARU 2019

RINDU YANG TERSISIH

RINDU YANG TERSISIH
By : Rhathu Zhahary

Diantara puspa taman surgamu
Pun pusparagam bungamu
Berjejer kalimat mutiara pernah aku tanamkan di situ namun aku tetap saja tersisihkan oleh matamu

Pernah juga kau petik mawar untukku
Sekali waktu ketika bunga lain mengucup layu
Kau sematkan embun di daun gelisahku
Meski sekedar menyilau adaku

Masihkah kau ingat
Saat ku letakkan puisi rindu
di meja malammu
Kala bulan tepat purnama
Kita berenang dalam gelinjang rindu itu
Mungkin kau lupa saat manis kita

Sering aku bercengkrama dengan waktu
Kadang menanyakan tentang kemana
Hendak kulepas bayangan
Yang selalu lekat
Di ingatan

Pekanbaru
26.02.2019

PAHIT SECANGKIR KOPI

PAHIT SECANGKIR KOPI BY: KANG SUHANDA  Berharap jelaga itu tak singgah menutup pintu langit meski awan berarak duduk melambai di ...